DAMARIOTIMES - Istilah medis banyak bermunculan ketika pandemi COVID-19 merebak di Dunia, karena sebelum itu tidak banyak hal menjadi konsumsi informasi masyarakat. Setidaknya, masyarakat menjadi peduli, bahkan banyak yang merasa ingin tahu. Hal ini tentunya sangat menggembirakan, karena masyarakat semakin apresiatif terhadap kondisi kesehatan dirinya dan juga kesehatan masyarakat.
Ilustrasi pasien dalam perawatan (Gambar: Ist) |
Karena penyakit yang
diderita orang pada umumnya sangat spesifik dari individu tertentu, sungguhpun
banyak wabah yang juga tidak kalah membahayakan, seperti HIV atau
penyakit-penyakit endemik lainnya. Namun penularan yang sangat masif, membuat
masyarakat menjadi gampang menjadi panik.
Di
masa pandemi COVID-19 ini muncul istilah-istilah yang mengedukasi masyarakat,
seperti yang beberapa minggu ini viral istilah karena video wawancara Deddy Corbuzier
dan Dokter Gunawan yaitu istilah ‘badai sitokin’.
Badai
Sitokon diinformasikan bukan penyakit, namun efek iringan dari akibat virus
corona yang menyerang penderitanya. Gejala tersebut akan menyerang pada minggu
kedua, setelah masa perawatan pengendalian masa awal. Ketika tubuh pasien mulai
melemah, dan virus mencapai bagian paru-paru.
Secara
sederhana badai sitokin adalah riam respons berlebihan dari sel imunitas dari
tubuh yang datang secara tiba-tiba untuk melawan virus, namun upaya imunitas
tubuh ini akan berakibat fatal, karena imunitas tubuh tidak hanya memerangi virus,
namun sel dari paru-paru, darah, atau unsur tubuh yang lainnya akan mengakibatkan kerusakan secara mendadak.
Sehingga pasien akan mengalami kondisi yang kritis. Pada umumnya akan
mengakibatkan ganggungan pernapasan akut.
Gejala
badai sitokin ini dapat menyebabkan; demam (pasien merasa kedinginan),
kelelahan, pembengkakan ekstrimitas, mual dan mutah, sakit otot dan
persendirian, sakit kepala, ruam, batuk, sesak nafas, kejang, nafas terengah-engah,
tetaran, kesulitan mengkoordinasi gerak, kebingungan dan halusinasi, dan merasa
lesu, respon yang lemah.
Kompleks
sekali yang harus diwaspadai, hal tersebut tentunya bagi pasien yang dalam
perawatan intensif. Sehingga ketika terjadi tanda-tanda yang kompleks tersebut,
maka tentu akan dilakukan tindakan medis yang prosedural.
Editor: Harda Gumelar
Posting Komentar untuk "Jangan Anggap Remeh Badai Sitokin Yang Berakibat Fatal Bagi Penderita Covid-19"