Cara kerja Oxsimeter (Foto: ist) |
DAMARIOTIMES - Oxsimeter:
alat pengukur oksigen dalam tubuh ini mendadak poputer di masa pendemi
covid-19. Alat seperti jepitan jemuran ini digunakan untuk mendeteksi satuan
oksigen melalui jari tangan.
Saturasi
kandungan oksigen menjadi ukuran persentasi oksihemoglobin (butir darah
merah yang mengikat oksigen) atau hemoglobin (komponen dalam sel darah
merah yang berperan penting untuk mengikat oksigen).
Alat
pendeteksi molekul hemoglobin dari empat kelompok heme yang dapat
mengikat molekul oksigen dalam darah. Dalam satu molekul hemoglobin
mampu mengikat hingga empat molekul oksigen selama pengangkutan sirkulasi darah
dalam tubuh manusia.
Bagi orang
dewasa, rentang kisaran normal saturasi oksigen arteri (SaO2) berkisar 95-100.
Maka ukuran normal orang sehat oksigen setidaknya tidak kurang dari 95. jika
alat ini mendeteksi pasien kurang dari 90, maka pasien dianggap membutuhkan
bantuan pernafasan dengan memberikan oksigen.
Bahaya
saturasi oksigen yang kurang dari 90 dapat memicu hepoksimia, yaitu kondisi
tubuh tidak dapat mengirim oksigen ke semua sel, jaringan, dan organ tubuh
lainnya. Sehingga dapat mengakibatkan gejala sesak napas, sekit kepala,
kegelisashan, pusing, pernapasan cepat, detak jantung cepat, nyeri data,
kebingungan, tekanan, tekanan darah tinggi. Kurang koordinasi, gangguan
penglihatan. Disamping indikasi tersebut, gejala di atas. Hipoksemia juga dapat
memicu tekanan darah yang mengakibatkan penderita terserang stroke, karena
kekurangna suplai oksigen ke otak.
Memperhatikan urgensi alat tersebut, banyak pengguna diedokasi oleh pengguna sosial media, bahwa ada alat Oxsimeter yang palsu. Caranya Ketika membeli alat tersebut, disarankan untuk mencoba dengan pensil atau benda lain sebesar jari. Jika alat tersebut mendeteksi alat yang bukan jari itu 95. Maka dapat dipastikan alat itu adalah palsu.
Posting Komentar untuk "Oxsimeter: Alat Pengukur Oksigen Dalam Darah"